Dubai, Islamicgeo.com – Situs web “Walla” Israel melaporkan bahwa Uni Emirat Arab membatalkan kunjungan yang direncanakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Januari lalu, karena takut terjadi peningkatan ketegangan dengan Iran.
Baca juga: Gadis Irak kehilangan 7 anggota keluarganya: Kami lari dari peperangan untuk mati dalam gempa bumi
Dalam laporannya yang diterjemahkan Islamic Geographic dari Arabi21, Walla mengutip tiga pejabat Israel senior yang menyatakan bahwa alasan pembatalan tersebut bukan karena alasan logistik seperti yang diklaim oleh kantor Netanyahu, tetapi karena ketakutan Uni Emirat Arab bahwa Netanyahu akan berbicara terbuka menentang Iran dari wilayah mereka dan sensitivitas seputar isu Palestina yang menunda penjadwalan kunjungan yang baru.
Walla menyebutkan bahwa “Uni Emirat Arab memiliki kekhawatiran tentang perilaku Netanyahu selama kunjungannya yang dapat memperburuk masalah dengan Iran” dan menambahkan bahwa ada perbedaan pandangan yang jelas antara Uni Emirat Arab dan Israel, yang telah menandatangani perjanjian normalisasi hampir dua tahun lalu, terkait posisi terbuka mereka terhadap Iran, yang merupakan tetangga Uni Emirat Arab.
Menurut Walla, ini adalah kali kelima kunjungan Netanyahu ke Uni Emirat Arab dibatalkan sejak penandatanganan perjanjian normalisasi.
Baca juga: Lima orang diselamatkan dari reruntuhan 54 jam setelah gempa di Turkiye
Netanyahu berencana untuk melakukan kunjungan pertamanya ke Uni Emirat Arab setelah kembali ke pemerintahan, tetapi setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed, kunjungan tersebut dijadwalkan pada minggu kedua bulan Januari lalu.
Namun, beberapa jam setelah Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menginvasi kompleks Masjid Al-Aqsa, kantor Perdana Menteri mengumumkan bahwa perjalanan ke Uni Emirat Arab telah ditunda.
Penasihat Netanyahu pada saat itu mengatakan bahwa penundaan tersebut disebabkan oleh alasan logistik dan tidak ada hubungannya dengan kunjungan Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa, yang telah dikutuk oleh Uni Emirat Arab dan negara-negara Arab lainnya.
Baca juga: Wanita hamil 9 bulan diselamatkan 40 jam setelah gempa di selatan Turkiye
Walla juga mengutip sumber yang menyubut Uni Emirat Arab ingin fokus pada perjanjian normalisasi, hubungan ekonomi, pariwisata, dan perdagangan. Namun Netanyahu memiliki rencana yang berbeda dan ingin menggunakan kunjungan itu untuk tujuan yang berbeda, yaitu mengambil posisi terbuka terhadap Iran secara publik.