SURIAH, Islamic Geographic – Pada hari Kamis, Amerika Serikat melaporkan menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak bersenjata yang beroperasi di dekat pasukan mereka di Suriah. Ini merupakan pertama kalinya AS menjatuhkan pesawat sekutu NATO, yaitu Turkiye.

Baca juga: PM Anwar Ibrahim kunjungi Uni Emirat Arab perkuat hubungan bilateral

Seorang pejabat dari Kementerian Pertahanan Turki menyebutkan bahwa pesawat tak berawak yang ditembak jatuh oleh koalisi yang dipimpin oleh AS bukan milik angkatan bersenjata Turki, namun tidak menyebutkan kepemilikannya.

Serangan ini terjadi setelah Badan Intelijen Nasional Turkiye melakukan serangan di Suriah terhadap target-target militan Kurdi, sebagai respons terhadap serangan bom di Ankara akhir pekan sebelumnya.

Dua pejabat AS mengungkapkan bahwa sebuah F-16 AS menembak jatuh pesawat tak berawak Turki setelah beberapa kali memberi peringatan kepada militer Turki bahwa pesawat tersebut beroperasi di dekat pasukan darat AS. Pesawat tak berawak Turki tersebut diduga bersenjata.

Baca juga: Militan Kurdistan Mengaku Bertanggung Jawab atas Serangan ke Kantor Kementerian Dalam Negeri Turki di Ankara

Insiden ini terjadi dalam konteks ketegangan AS-Turki yang telah meningkat akhir-akhir ini, dengan Amerika Serikat mengharapkan bahwa Turkiye akan meratifikasi keanggotaan NATO untuk Swedia.

Walaupun ini adalah kali pertama AS menembak jatuh pesawat Turki, tetapi ketegangan antara keduanya telah meningkat dan hampir terjadi insiden-insiden sebelumnya. Pada tahun 2019, pasukan AS di Suriah utara bahkan ditembaki oleh artileri dari posisi militer Turki.

Selama serangan Turki di Suriah, pasukan Kurdi Suriah yang bersekutu dengan AS melaporkan bahwa delapan orang tewas sebagai akibat dari eskalasi yang dipicu oleh serangan bom di Ankara oleh militan Kurdi.

Dukungan AS kepada pasukan Kurdi di Suriah utara telah lama menimbulkan ketegangan dengan Turkiye, yang melihat pasukan tersebut sebagai bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. PKK mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Ankara pada hari Minggu yang lalu.

Baca juga: (Tonton) Serangan Bersenjata di Kantor Kementerian Dalam Negeri Turki, Dua Pelaku Tewas

Pada hari Rabu, Turkiye mengumumkan bahwa kedua pelaku serangan itu datang dari Suriah. Pengeboman tersebut menewaskan kedua pelaku dan melukai dua petugas polisi. Pasukan Demokratik Suriah, yang dipimpin oleh Kurdi dan didukung oleh AS, membantah bahwa kedua pelaku telah melewati wilayah mereka.

Pada hari Kamis, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Turki menyatakan bahwa operasi darat ke Suriah adalah salah satu opsi yang akan dipertimbangkan oleh Turkiye. Turkiye telah melakukan beberapa serangan ke Suriah utara sebelumnya melawan kelompok YPG Kurdi Suriah.

Pejabat tersebut menjelaskan, “Satu-satunya tujuan kami adalah untuk menghilangkan organisasi-organisasi teroris yang mengancam Turkiye. Operasi darat adalah salah satu pilihan untuk mengatasi ancaman ini, tetapi bukan satu-satunya pilihan yang kami pertimbangkan.”

Di Suriah timur laut, pasukan keamanan melaporkan bahwa Turkiye meluncurkan serangkaian serangan pada hari Kamis dengan lebih dari 15 pesawat tak berawak yang memasuki wilayah udara mereka dan menghantam berbagai target, termasuk infrastruktur, stasiun gas, dan minyak. Dalam pernyataan, pasukan keamanan mengatakan bahwa serangan Turkiye telah menewaskan enam anggota pasukan keamanan internal Suriah timur laut dan dua warga sipil dalam dua serangan terpisah.

Turkiye juga telah melakukan serangan udara di Irak utara sebagai bagian dari operasinya yang bertujuan mengatasi PKK yang dilarang. Pejabat-pejabat Turki menyatakan bahwa semua fasilitas infrastruktur dan energi di Irak dan Suriah yang dikuasai oleh PKK dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) adalah target sah militer Turkiye.

Pejabat Kementerian Pertahanan Turki menambahkan, “PKK dan YPG adalah organisasi teroris yang sama, dan mereka adalah target militer sah kami di mana saja. Turkiye telah melakukan operasi ketika dan di mana diperlukan sebelumnya, dan operasi ini akan terus berlanjut jika diperlukan.”

YPG juga merupakan sekutu utama koalisi yang dipimpin oleh AS dalam perang melawan ISIS. Dukungan AS dan sekutu-sekutunya kepada YPG, termasuk Prancis, telah menciptakan ketegangan dalam hubungannya dengan Turkiye. Turkiye telah memperingatkan negara-negara ketiga untuk menjauhi fasilitas yang dikendalikan oleh PKK dan YPG.

Pejabat tersebut menutup dengan mengatakan, “Kami mengimbau semua pihak, terutama negara-negara sahabat dan sekutu kami, untuk menjauhi teroris ini. Ini hanya sebuah peringatan. Tindakan pencegahan selanjutnya terserah kepada mereka”. (Memo/BL)

Facebook Comments Box

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here