Gaza, Islamic Geographic – Israel hari ini mengatakan tidak ada gencatan senjata yang diterapkan di Gaza selatan meskipun sumber-sumber keamanan di Mesir mengatakan sebuah kesepakatan telah dicapai untuk mengizinkan warga asing keluar dari daerah Palestina yang terkepung dan bantuan akan dibawa masuk, demikian laporan Reuters.
Bombardir Gaza terus berlanjut semalam, dengan penduduk mengatakan bahwa ini merupakan bombardir terberat yang pernah terjadi dalam sembilan hari terakhir.
Ketika krisis kemanusiaan mencengkeram Gaza, dua sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menghentikan pembomannya di Gaza selatan. Penyeberangan perbatasan Rafah yang dikuasai Mesir diharapkan akan dibuka kembali untuk memungkinkan para pemegang paspor asing keluar, kata mereka.
PBB: Bahan Bakar di Rumah Sakit Gaza Akan Habis dalam Waktu 24 jam
Namun kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Saat ini tidak ada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai imbalan untuk mengeluarkan orang asing.” Militer Israel dan kedutaan besar Amerika Serikat di Israel tidak memberikan komentar, sementara para pejabat Hamas tidak mengkonfirmasi gencatan senjata.
Situasi masih belum jelas di perlintasan Rafah, satu-satunya perlintasan yang tidak dikontrol oleh Israel yang telah memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza, termasuk melarang masuknya makanan, air dan bahan bakar.
Upaya diplomatik telah diintensifkan untuk memasukkan bantuan ke daerah tersebut, yang berada di bawah pengeboman Israel yang intens sejak 7 Oktober.
Israel sedang mempersiapkan invasi darat, dalam upaya menghancurkan Hamas, katanya, namun banyak yang percaya bahwa ini adalah genosida dan Israel bertujuan untuk memusnahkan warga Palestina dari daerah tersebut.
Baca juga: Rumah Sakit Lapangan Yordania Akan Terus Beroperasi di Gaza
Pihak berwenang di Gaza mengatakan setidaknya 2.750 orang sejauh ini telah terbunuh oleh serangan pendudukan Israel, seperempatnya adalah anak-anak, dan hampir 10.000 orang terluka. Sekitar 1.000 orang lainnya masih hilang dan diyakini masih tertimbun reruntuhan.
Ratusan ton bantuan dari beberapa negara telah tertahan di Mesir selama berhari-hari sambil menunggu kesepakatan untuk pengiriman yang aman ke Gaza dan evakuasi beberapa pemegang paspor asing melalui perlintasan Rafah.
Mesir mengatakan bahwa pengeboman telah menyebabkan penyeberangan tersebut tidak dapat dioperasikan.
Amerika Serikat telah mengatakan kepada warganya Gaza untuk mendekati penyeberangan agar mereka dapat keluar. Pemerintah AS memperkirakan jumlah warga Palestina-Amerika yang memiliki dua kewarganegaraan di Gaza mencapai 500 hingga 600 orang di antara 2,3 juta penduduk daerah tersebut, dan Washington berharap dapat mengeluarkan banyak warganya dari bahaya. (BL)