OLEH: IMAM SHAMSI ALI

“Pergilah ke kampung itu dan bergabunglah dengan orang-orang di situ dalam menyembah Tuhan” (hadits).

Ungkapan di atas adalah penggalan dari sebuah hadits panjang yang menceritakan seseorang yang jahat, telah membunuh 99 orang, lalu membunuh seorang lagi menjadi 100 orang. Tapi dia tetap mau tobat. Oleh seorang bijak dinasehati agar pergi ke sebuah kampung dan bergabung dengan orang-orang yang menyembah Tuhan di kampung itu. Tapi dalam perjalanannya orang itu meninggal. Singkat cerita, dia diampuni dan dimasukkan ke dalam syurga karena keinginannya untuk berubah.

Cerita itu mengingatkan di saat anda tertahan, perjalanan terasa sempit, ruang hidup terasa sumpek. Di saat anda menengok di sekeliling anda lihat semuanya telah tertutup.

Percayalah, segelap apapun awan di atas sana matahari tetap bersinar abadi.

Penggalan cerita dalam hadits di atas mengajarkan bahwa selama ada kemauan untuk berubah, dan komitmen melakukan perubahan, maka harapan kesuksesan selalu ada. Mati dalam ampunan Tuhannya adalah harapan tertinggi dalam hidupnya.

Tapi satu catatan penting di cerita itu. Ketika anda “stuck” dalam sebuah suasana, bahkan yang mengenakkan sekalipun, anda harus berani menengok keluar dan melihat peluang yang lebih besar yang Tuhan siapkan bagi anda.

Ibrahim adalah sosok figur yang bergerak, berhijrah, keluar dari comfort zone menuju kepada pulau idaman yang penuh barokah (promised land of abundance) di Jerusalem. Beliau bergerak, dan membawa pergerakan dari Kan’an menuju Jerusalem, hingga Makkah Al-Mukarramah. Pergerakan inilah yang kemudian menjadikannya “imaaman lil-muttaqiin” (pemimpin bagi orang-orang bertakwa).

Oleh karenanya, untuk mencapai kebahagiaan anda, jangan pernah terhenti dan merasa nyaman dengan stuasi yang sama. Zona nyaman yang anda berada padanya belum tentu “karunia” terbesar yang Tuhan siapkan untuk anda. Hidup adalah perjalanan yang konstan dalam upaya menggapai kesuksesan tertinggi.

Beranilah keluar dari comfort zone anda. Karena di luar sana kemungkinan apa yang Tuhan siapkan bagimu jauh lebih besar….

* Catatan ringan di musim dingin

Facebook Comments Box

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here